Disini kamu tidak akan menemukan semua hal tentang modernisasi, purifikasi, materialisasi, maupun kaki bau terasi.
Tapi kamu akan sangat tercengang setelah tau bahwa .... TERNYATA MASIH ADA YA CEWEK SE NDESO ITU...

Salam senyum
Cewek Ndeso

Rabu, Mei 19, 2010

Miss u .. Mom.. Dad..

Hari-hari mo dapet tamu bulanan bawannya sensi banget.. dikit-dikit sebel... dikit-dikit emosi.. dikit-dikit pengen banting buku.. dikit-dikit pengen ngelempar kursi.. dikit-dikit pengen ngelempar lemari *aje gileee... *
Perasaan juga jadi melow banget. Lagi ndengerin lagu 'aku beranjak dewasa' nya sherina aja tiba-tiba cewe ndeso jadi nangis bombay tak terkendali.





Dimalam yang sunyi dan sesenyap ini
Dapatkah kumohon pada Yang Esa
Masihkah tampak manis raut wajahku
Masihkah seputih kapas dihatiku
bilakah tak kukoyak mata hatiku
oh mungkinkah

Begitu besarnya kasih-Mu untukku
karunia dari-Mu setiap waktu
Tanpa-Mu tak kan indah jalan hidupku
Tanpa-Mu tak kan mudah nikmat rizki-Mu
karena-Mu s'lalu bersyukur saat ini
ku beranjak dewasa
(Aku Beranjak Dewasa, Sherina)
Ternyata aku memang kangen mama papa. Hiks..
Inget 1,5 bulan lagi bakti utamaku akan beralih ke laki-laki asing yang kusebut 'SUAMI'... aku semakin nangis sesenggukan. Hatiku selalu bertanya-tanya, kenapa setelah menikah bakti kepada ibu-bapak harus menjadi yang kedua? Kenapa?
Tiba-tiba pikiranku flashback ke masa lalu..

Aku masuk kuliah. Ini pertama kalinya kujauh dari mama papa. Merasa asing di kota besar seperti Jakarta ini. Asing dan sendiri. Tapi mama papa selalu memberi nasehat, "hati-hati ya ndo di kota besar sendirian. rajin-rajinlah belajar". Minggu-minggu pertama kulalui dengan sulit. Ketergantunganku pada orangtua selalu membuatku takut untuk melakukan sesuatu. Menangis setiap malam, dan tak tahu harus mulai darimana. Tapi Alhamdulillah, 4 tahun berlalu. Dan aku menjadi wanita 'cukup pemberani' di kota besar ini.

Aku masuk SMA favorit. Di SMA ini aku udah mulai merasakan indahnya berkumpul bersama teman-teman dan merasakan "CINTA SIMPANSE". Mulai mencoba berdandan, membuat penampilan semenarik mungkin dan bergaul dengan banyak teman. Tapi papa sang pemimpin keluarga berusaha melindungiku. Dengan mengantarkanku tiap hari ke sekolah, mengawasi pergaulanku dan melarangku keluar malam. Aku tak pernah protes. Karena aku tau, itu semua demi kebaikanku. Aku mengikuti beberapa ekskul di sekolah (ekskul nggak termasuk larangan papa, jadi ekskul sebagai 'pintu'ku mencari teman baru). Dan aku tumbuh menjadi gadis rumahan yang punya segudang teman.

Aku masuk SMP favorit. Mama, selalu dengan teriakan yang sama menyuruhku, "Ndo, rambutnya disisir dulu!". Oh ya, aku selalu lupa sisiran. Dan dengan sabar mama menyisir rambutku dengan lembut. "Pake bedak dikit dong sayang, biar ngga keliatan kusam banget". Dan aku selalu berdalih, "Udah kok ma". Padahal belum. Dan aku tumbuh menjadi remaja yang cuek dengan penampilan. Pikiranku cuma satu, ke sekolah ya buat belajar, dandan itu buat ibu-ibu mo kondangan.

Aku (yang umurnya kemudaan setahun) digandeng mama daftar SD. Nervous, tegang, takut, seneng, khawatir, bercampur jadi satu. Pertama kali yang aku tanyakan sama mama adalah, "Ma, kalo ndoten ga naek kelas gimana? Ndo ga bisa perkalian...". Mama cuma tersenyum, "Nggak ada yang nggak bisa dikerjakan di dunia ini kalau ndoten berusaha", dan dengan sabar membimbingku belajar berhitung.

Aku yang pertama kali masuk TK digandeng mama papa. Belum tau arti sekolah. Melihat sekeliling banyak mainan, kulepas gandengan mama papa dan aku bermain. Bercanda tawa dengan teman sebaya, sungguh menyenangkan. Waktunya belajar membaca dan menulis. Aku cepat pandai membaca. Kata ibu guruku ke mama, "langsung aja dimasukkan ke SD ya bu".

Aku masih sangat kecil.. (sudah lupa dengan apa yang kulakukan).
Kata papa, papa selalu menggendong aku di pundaknya sambil menyanyikan lagu dan membawaku jalan-jalan hanya agar aku mau makan.
Kata mama, mama selalu menangis kalau ingat dulu yang tidak bisa membelikanku baju bagus-bagus saat lebaran padahal teman-teman sebayaku selalu memamerkan baju barunya.
Kata orang, mama papa lah yang sangat khawatir saat aku jatuh sakit. harus dirawat di RS akibat muntaber atau Demam Berdarah yang pernah aku alami waktu kecil. Kata mama, kekebalan tubuhku memang rendah karena hanya minum ASI beberapa bulan. Mama Papa selalu bergantian menjagaku dan tak pernah berkeluh kesah karena letih menjagaku.

Aku bercermin.. raut wajahku tak semanis dulu. Tidak ada bayanganku dengan rambut dikuncir dua dan dijepit warna-warni atau dengan sandal boneka dan rengekan manja.
Tiba-tiba kusadari waktu sangat cepat berlalu. Daur kehidupanku yang baru akan kulalui. Daur kehidupan yang kusadari tak kan mudah tanpa bantuan mama papaku lagi.
Aku yang sekarang akan menjadi seorang Istri.. dan Insya Allah akan menjadi seorang ibu.
Tugas dan tanggung jawab mama papa sebentar lagi selesai. Sebentar lagi ada suami yang bertanggung jawab terhadapku.
Tetapi sampai kapanpun.. aku akan tetap membaktikan diriku kepada orang tuaku.
Ma, Pa..Ndoten sayang mama papa.. Semoga Mama Papa selalu sehat, bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
I love u Mama..
I love u Papa..

Kamis, Mei 06, 2010

ibu atau mbak dosen?

Tadinya cewe ndeso kira hari ini cuma ada 1 mata kuliah. Dengan santainya setelah kuliah Manajemen Kefarmasian aku pipis di toilet atas, nyanyi-nyanyi di sepanjang jalan ke toilet sampai balik ke kelas lagi.
Sambil jalan yang kupikirin cuma, "horeeee..hari ini bisa cepet-cepet nyampe kosan, trus TIDUR".
Pas nyampe di depan kelas aku kaget, ternyata semua dah pada duduk dengan antengnya pertanda: ADA KULIAH.
waaaa... cewe ndeso excited.. bukannya kuliah PC dah slese? Kan udah mau ujian hari sabtu ini.
ooww ternyata oh ternyata PC ada 4 dosen, dan ini dosen terakhir yang ngajar PC. Aku salah perkiraan. Begitu masuk kelas aku langsung duduk, grusak grusuk sendiri nyiapin tetek bengek peralatan tulis.
Tatapan mataku pun langsung menuju ke depan kelas.
Eit..ada apa ini? Kok ada mbak mbak cantik duduk di meja dosen di depan. Tadinya pengen ngasih tau ke mbak-mbak itu kalau meja itu bukan TEMPAT TIDUR (ya iyalaaah.. :p).
Dan sepersekian menit berikutnya aku baru nyadar: ITU DOSENNYA!
ooh my gosh.. *nepok jidat*
Setelah perkenalan kilat, ternyata Bu (atau mbak?) Nadia namanya. Lulusan UI juga angkatan apoteker 60 (aku apoteker 71) trus lanjut s2, waaaa... ternyata ga beda jauh jaraknya.
Bu Nadia ini kalo ngajar enak juga, cara ngomong dan pembawaannya udah kayak dosen puluhan tahun. Padahal beliau masih bisa dibilang fresh graduated.
Selama kuliah yang kuperhatiin bukan materi kuliahnya, tapi bu Nadia.
*bukan bukan.. enggaaak.. aku ngga naksir dia.. cewe ndeso masih cinta cowo katro :p*
Dan imaginasiku pun mulai muncul. Kalo aku jadi dosen nanti gimana ya? Apakah dengan pembawaan yang percaya diri kayak bu Nadia? Apakah dengan kelancaran pemberian materi kayak bu Nadia? Atau..apakah dengan style MODIS dan secantik bu Nadia?
Wish-nya sih pengen kayak gitu. Mengamalkan ilmu yang aku dapet dengan jadi dosen itulah cita-citaku dari dulu. Doakan saya kawaaaan..
Itu Visi, dan Misinya adalah: belajar belajar belajar dan berdoa..
Semangaaaaaaat..


yihaaaa,, I'm a suPer wOmen NdesO

yihaaaa,, I'm a suPer wOmen NdesO
karang di Pantai Baron, Jogja

hei, he's not my prince

hei, he's not  my prince
di Masjid UGM

di kampus kuning

di kampus kuning